28 November 2008

POHON EPAL DAN LELAKI

KISAH POKOK EPAL

Pada zaman dahulu dalam sebuah kampung, hiduplah sepohon epal besar dan anak lelaki yang sedang bermain-main di bawah pohon epal itu setiap hari.
Ia suka memanjatnya hingga ke pucuk , memakan buahnya,tidur di bawah pokok epal itu. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon epal itu. Demikian pula pohon epal sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah membesar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon epal itu setiap harinya.
Suatu hari dia datang melawat pohon epal itu. Wajahnya nampak sedih. "Ayuh kesini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab lelaki itu."Aku ingin membeli memiliki mainan, tapi aku tak mempunya wang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "aduh, maaf aku pun tidak mempunyai wang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau pasti akan mendapat wang untuk membeli permainan kegemaranmu." Anak lelaki itu berasa sangat senang hati. Maka dia pun memetik semua buah apel yang ada di pohon itu dan pergi dengan penuh suka hati. Namun, setelah itu lelaki tak pernahdatang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat suka hati melihatnya datang. "Ayuh mari bermain-main denganku lagi," kata pohon epal. "Aku tak punya waktu," jawab lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami memerlukan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" Aduh, maaf aku pun tak memiliki rumah.
Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya."Ayuh, mari bermain-main lagi denganku," kata pohon apel."Aku sedih," kata anak lelaki itu."Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berhibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk bersiar?""Aduh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mahu. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang boleh kau panjat," katapohon apel."Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang dapat aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata."Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki."Aku hanya memerlukan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, baguslah. Tahukah engkau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring dipelukan akar-akar pohon.
Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil menitis airmatanya.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.Ketika kita muda, kita selalu bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak pernah peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang dapat mereka berikan untuk membuat kita bahagia.Anda mungkin berfikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan kepadaorang tua kita.

Pengajaran : Kita mesti membantu ibubapa kita dan tahu menjaga maruah ibubapa.

No comments:

Related Posts with Thumbnails